Berikut ini yang saya share sebenarnya adalah tugas kelompok saya bersama teman-teman yang membahas kasus "What's The Buz on Smart Grid" yang ada di buku Management Information System writen by Kenneth C.Laudon, Jane P.Laudon. 12 edition.
.................................................................................................................................................
A. Pendahuluan
Sistem
informasi manajemen topik paling menarik dalam bisnis adalah perubahan yang
terus-menerus dalam teknologi, manajemen penggunaan teknologi, dan berdampak
pada keberhasilan bisnis yang mereka capai. Bisnis baru mulai bermunculan dan
perusahaan yang sudah tua mulai menurun pada kinerjanya, dan
perusahaan-perusahaan yang sukses adalah mereka yang belajar bagaimana
menggunakan teknologi baru.
Teknologi
yang berkembang dapat memudahkan dalam jaringan sosial, alat-alat kolaborasi,
dan pekerjaan akan lebih teroorganisir,terkoordinasi, bahkan diukur, lebih
cepat dalam mengambil keputusan, bahkan untuk melihat perikalu manajemen
ataupun karyawan.
Seperti
halnya yang dilakukan oleh inflastruktur listrik Amerika Serikat pada perusahaan
energi yang memberikan kekuatan kepada
konsumen, tetapi tidak memberikan informasi tentang bagaimana konsumen dapat
menggunakan energi itu, sehingga sulit untuk mengembangkan pendekatan yang
lebih efisien dalam pendistribusiannya. Sehingga munculah smart grid sebagai
solusi dalam menangani pengontrolan energi.
Teknologi
smart grid muncul dari upaya sebelumnya dalam menggunakan kontrol elektronik,
metering, dan pemantauan. Smart grid merupakan jaringan listrik yang
menggunakan analog sehingga dalam penggunaannya dapat bertujuan sebagai
pengontrolan energi yang digunakan oleh para konsumen agar lebih efektif dan efisien.
Sebuah
smart grid memberikan listrik dari pemasok kepada konsumen dengan menggunakan
teknologi digital untuk menghemat energi, mengurangi biaya, dan meningkatkan
reliabilitas dan transparansi. Smart grid dapat memungkinkan informasi mengalir kembali dan
benteng antara penyedia tenaga listrik dan rumah tangga untuk memungkinkan
kedua perusahaan energi untuk membuat konsumsi energi dan produksi lebih
efektif serta efesien. Informasi dari smart grid akan menunjukkan utilitas
kapan harus menaikkan harga ketika permintaan tinggi dan menurunkan mereka
ketika permintaan berkurang.
Sehingga konsumen dapatmemiliki display dirumah
dapat menunjukkan berapa banyak energi yang mereka konsumsi setiap saat dan harga energi itu, sehingga mereka dapat menghemat konsumsi dan
mengurangi biaya yang akan dikeluarkan. Rumah yang terinstalisasi smart grid
dapat menyesuaikan secara otomatis
dengan tergantung pada biaya tenaga yang
dikeluarkan dan bahkan mendapatkan
listrik dari sumber non konvensional seperti atap panel surya. Saat mengelola informasi yang mengalir dalam smart grid
membutuhkan tekhnologi jaringan dan switch untuk manajemen daya, perangkat
sensor, dan pemantauan untuk melacak penggunaan energy dan tren distribusi.
Dengan inovasi baru dapat
dikeluarkan perusahaan pembangkit energi di Amerika serikat sehingga para
konsumen akan beralih dari infrastruktur listri kuno ke infrastruktur listrik
yang lebih modern serta bisa dikendalikan dalam penggunaannya. utilitas akan dapat menanggapi masalah layanan lebih
cepat dan efisien.
B.
Pembahasan
Perbedaan yang menonjol antara Infrastruktur
listrik yang ada di Amerika Serikat dengan smart grid terdapat dalam ketidak
efisienanya
dikarenakan dalam infrastruktur listrik hanya berfokus untuk
menyediakan energi kepada konsumen dengan tidak memberikan informasi tentang
bagaimana konsumen menggunakan energi tersebut.Sehingga sulit untuk
mengembangkan distribusi yang efisien. Sedangkan teori smart grid memberikan
energi listrik dari pemasok ke konsumen menggunakan teknologi digital untuk
menghemat energi yang mengalir. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi biaya
dan meningkatkan keandalan dan transparansi. Smart grid memungkinkan informasi
mengalir bolak – balik antara penyedia tenaga-tenaga listrik dan rumah tangga
untuk memungkinkan konsumen dan perusahaan energi agar membuat keputusan
yang lebih cerdas mengenai konsumsi energi dalam produksi. Secara infrastruktur
hal yang membedakan smart grid dengan kelistrikan di Amerika Serikat bahwa
dalam mengelola informasi yang mengalir dalam smart grid membutuhkan tekhnologi
jaringan dan
switch untuk manajemen daya, perangkat sensor, dan pemantauan untuk melacak
penggunaan energy dan tren distribusi.
Dalam
mengembangkan smart grid, dari sisi manajemen yang perlu dipertimbangkan adalah
melihat tantangan bisnis di lingkungan agar dapat mengatur strategi organisasi dalam merespon tantangan
– tantangan pengembangan smart grid, yakni merubah infrastruktur lama yang butuh biaya yang besar, mengemas infrastruktur
bertekhnologi tinggi dan rumit agar dapat digunakan oleh masyarakat secara
menyeluruh.Dari
segi struktur organisasi pada bagian struktur dimana manajemen senior perlu
membuat keputusan strategis jangka panjang tentang bagaimana seharusnya smart
grid dapat menjalankan manfaatnya yakni efisiensi energi. Manajemen tingkat menengah melaksanakan program dan
rencana manajemen senior dan manajemen operasional bertanggung jawab untuk
memantau pelaksanaan system smart grid. Pekerja pengetahuan seperti insinyur,
ilmuwan, atau arsitek perlu melakukan riset dan penelitian secara
berkesinambingan terhadap tekhnologi smart grid sehingga semakin efisien. Pekerja
data, seperti sekertaris, akuntan, perlu mengembangkan kemampuan dalam
mengelola tekhnologi informasi, karena hal tersebut adalah hal yang baru.
Smart Grid
akan memanfaatkan teknologi negara yang meningkatkan deteksi kesalahan dan
memungkinkan dalam memperbaiki jaringan tanpa intervensi dari teknisi sehingga
dalam pengontrolannya hanya akan melewati mesin. Hal ini akan menjamin pasokan energi yang lebih handal dan mengurangi
kerentanan terhadap bencana alam atau serangan. Meskipun beberapa rute yang disebut-sebut sebagai fitur dari smart grid, saluran
listrik pada awal dalam smart grid dibangun menggunakan model radial,
konektivitas kemudian dijamin melalui beberapa rute, disebut sebagai struktur
jaringan. Namun, hal
ini menciptakan masalah baru: jika aliran arus atau efek terkait di seluruh
jaringan melebihi batas dari setiap elemen jaringan tertentu, itu bisa gagal,
dan saat ini akan didorong dengan elemen jaringan lain, yang pada akhirnya
mungkin gagal juga, menyebabkan efek domino. Sebuah teknik untuk mencegahnya adalah pelepasan beban dengan bergulir pemadaman atau pengurangan tegangan
(brownout).
Kendala yang
mungkin akan dihadapi dalam smart grid dalam perkembangannya mungkin terdapat
pada biaya tinggi dan kemampuan masyarakat dalam menerima teknologi yang menurut
mereka membingungkan, serta kesediaan untuk menghemat energi listrik bagi konsumen masih kurang kesadaran. Sehingga upaya
smart grid dalam melakukan misi perusahaan akan sedikit tersendat dengan adanya
masalah tersebut. Tidak hanya itu saja dalam menciptakan antarmuka yang
intuitif kepada user sebagaimana beberapa
peserta SmartGridCity melaporkan bahwa dashboard yang mereka gunakan untuk
mengelola peralatan mereka terlalu membingungkan dan berteknologi tinggi.
Bahkan Val Peterson mengaku pada awalnya, informasi tentang penggunaan
kekuatannya portal Web Xcel adalah proses yang membingungkan sehingga hal ini
dapat menjadikan kendala bagi konsumen.
Kendala
berikutnya muncul pada saat perusahaan meningkatkan
harga untuk pelanggan yang tidak mampu atau tidak mau menggunakan portal Web
dan memungkinkan perusahaan-perusahaan energi untuk mengontrol aspek peralatan
mereka. Advokat juga berpendapat bahwa smart grid mewakili intrusi hak rakyat dalam
menggunakan peralatan mereka sebagai mereka mau tanpa mengungkapkan fakta
tentang penggunaannya dengan yang lain. Sebuah proposal oleh para pejabat di
california untuk mewajibkan semua rumah baru memiliki termostat jarak jauh dikhawatir
tentang implikasi privasi. Perusahaan energi mengambil resiko untuk mendapatkan
keuntungan sedikit pada saat sebagai individu menghemat listrik lebih,
menciptakan disinsentif bagi mereka untuk bekerja sama dengan upaya percakapan
seperti smart grid. Perusahaan energi dan masyarakat setempat bekerja untuk
menyiapkan rencana teknologi penetapan harga baru supaya tidak merugikan kedua
belah pihak.
C. Penutup
Dengan semua kemajuan teknologi dan cara menghemat
energi saat ini, peralatan rumah tangga yang di rancang pada masa mendatang bisa berjalan secara otomatisasi ( mudah dan
lebih efisiensi dalam penggunaan energy ) kita tidak perlu menunggu lebih lama
lag karean pelaksanaan teknologi smart grid adalah merevolusi pengiriman
listrik di Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi abad ke-21.
Transformasi ke smarter grid akan meningkatkan keandalan, efisiensi, dan
keamanan dari sistem kelistrikan negara, mendorong konsumen untuk mengelola
listrik yang mereka gunakan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memungkinkan
integrasi semua sumber energi bersih dan kendaraan listrik. Semoga system Smart
Grid ini juga bisa segera terealisasi di Negara Indonesia tercinta kita ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai kasus
Smart Grid yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini kami banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin
............................................................................................................................................
Saya infokan sebelumnya, setelah saya cocokan antara edisi 12 dan edisi 10 adalah sama isi teorinya namun berbeda di kasus yang diunggahkan.
Terimakasih sudah mampir di blog saya, semoga bisa membantu. Fighting!!! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar